Wednesday, September 15, 2010

Kepemimpinan yang Efektif

1.Apakah perbedaan antara manajer dan pemimpin?

Pengertian Umum
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai tujuan/sasaran organisasi. Seorang manajer harus mampu mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian.
Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial dalam suatu organisasi.

Perbedaan Manajer dan Pemimpin
• Fungsi
Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar adalah mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer adalah managemen. Yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling).

• Perencanaan
Dalam hal perencanaan, manajer akan merencanakan sesuatu berdasarkan hal-hal yang sifatnya prosedural, teknis, terarah, tegas, dan tidak bertele-tele. Sedangkan pemimpin tidak merencanakan sesuatu karena pemimpin tidak merancang rencana prosedural, pemimpin lebih memiliki visi atau pandangan dalam perencanaannya


• Pengaruh
Manajer memiliki pengaruh hanya dalam batasan formal, yang artinya dia akan memiliki pengaruh ketika dia secara formal diberikan jabatan seorang manajer. Sedangkan pemimpin memiliki pengaruh luas, kharismatik, dan energik dalam berpikir, bahkan ketika pemimpin itu sudah tidak jadi pemimpin lagi, pendapat-pendapatnya akan tetap di pertimbangkan dan diutamakan.

• Kontrol Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan paksaan/hukuman untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin lebih menekankan pengaruh/karisma yang dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin. Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman.

• Tujuan yang Ingin Dicapai
Manajer memiliki tujuan yang jelas dan memiliki target kuantitatif, yaitu mendapatkan hasil yang sudah digariskan perusahaan atau organisasi miliknya. Sedangkan pemimpin akan lebih suka memperbaiki sistem di organisasinya yang ia rasakan kurang atau belum sempurna.

• Pengaturan Sumber Daya Manusia di Dalam Organisasi
Manajer akan memilih untuk memberikan perintah ini dan itu ketimbang menunggu anak buahnya melakukan sesuatu untuknya, misalnya manajer akan cenderung selalu memberikan tugas ini itu dan sebagainya, tugas itu biasanya terkesan menuntut. Sedangkan pemimpin justru akan memberikan kekuatan wewenangnya untuk memberdayakan (empowering) anak buahnya. Biasanya pemimpin akan menjelaskan keinginan yang berkaitan dengan organisasi dengan anak buahnya, tanpa menjelaskan bagaimana, apa, dan siapa yang harus merealisasikannya, namun justru anak buahnya akan dengan senang hati merealisasikannya untuknya.

• Objek
Pemimpin selalu dan hanya berhubungan dengan orang-orang/para bawahan, sedangkan manajer tidak. Manajer yang melakukan fungsi manajemen tidak selalu berhubungan dengan orang, tetapi juga bisa dengan berbagai hal lain yang tidak berbentuk orang, seperti waktu kemudian dikenal manajemen waktu, berhubungan dengan belajar maka disebut dengan manajemen belajar, berhubungan dengan tujuan maka disebut dengan manajemen tujuan, dsb.

• Penunjukkan Jabatan
Seorang manajer dipilih melalui jalur formal, seperti dipilih oleh komisaris atau direktur, sedangkan pemimpin biasanya berdasar pilihan dan kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.



Sumber Pendukung :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://commfiles.com/psychology/perbedaan-manajer-dengan-pemimpin/
http://yasrama.blogspot.com/2008/04/perbedaan-pemimpin-dan-manajer.html

2.Apakah yang dimaksudkan dengan Teori Kepemimpinan Situasional (SLT) itu?


Teori Kepemimpinan Situasional (Paul Hersey dan Kenneth Blanchard)

Dalam teori pendekatan situasional, kepemimpinan yang efektif adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mengetahui keadaan, baik kemampuan ataupun sifat dari anak buah yang dipimpinnya. Dengan begitu, pemimpin dapat menentukan perintah atau sikap terhadap anak buah sesuai dengan keadaan atau pun kemampuan anak buahnya.

Kepemimpinan situasional menurut Harsey dan Blanchard didasarkan pada saling berhubungannya hal-hal berikut:
• Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan
• Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan
• Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksankan tiugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu (Thoha, 1983:65).

Menurut teori ini pemimpin haruslah situasional, setiap keputusan yang dibuat didasarkan pada tingkat kematangan anak buah, ini berarti keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila mereka mampu menyesuaiakan gaya kepemimpinanya dengan tingkat kedewasaan atau kematangan anak buah.


Tingkat kedewasaan atau kematangan anak buah dapat dibagi menjadi empat tingkat yaitu:

• Pengikut yang rendah kematangannya, orang yang tidak mampu dan tidak mau memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan sesuatu adalah tidak kompeten atau tidak memiliki keyakinan. Tingkat kematangan ini diatasi dengan gaya Intruksi.
• Pengikut dengan tingkat kematangan rendah ke sedang, orang yang tidak mampu tetapi berkeinginan untuk memikul tanggung jawab memiliki keyakinan tetapi kurang memiliki keterampilan. Tingkat kematangan ini diatasi dengan gaya Konsultasi
• Pengikut dengan tingkat kematangan dari sedang ke rendah, orang-orang pada tingkat perkembangan ini memiliki kemampuan tetapi tidak berkeinginan untuk melakukan sesuatu tugas yang diberikan. Tingkat kematangan ini diatasi dengan gaya Partisipasi.
• Pengikut dengan tingkat kematangan yang tinggi, orang-orang pada tingkat kematangan seperti ini adalah mampu dan mau, atau mempunyai keyakinan untuk memikul tanggung jawab. Tingkat kematangan ini diatasi dengan gaya Delegasi.

Terdapat 4 (empat) Gaya Kepemimpinan Situasional :

• Intruksi
yaitu perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan dirujuk sebagai instruksi karena gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana melaksankana berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin.
• Konsultasi
yaitu perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan, dirujuk sebagai konsultasi, karena dalam menggunakan gaya ini, pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian (control) atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.

• Partisipasi
yaitu perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai partisipasi, karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan penggunaan gaya 3 ini, pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan, peran pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut. Hal ini sudah sewajarnya karena pengikut memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas.
• Delegasi
yaitu perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai delegasi, karena pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Sekarang bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.


Sumber Pendukung :
http://belajar-kepemimpinan.blogspot.com/2008/10/gaya-kepemimpinan-menurut-pendekatan.html
http://belajar-kepemimpinan.blogspot.com/2008/10/pendekatan-situasional.html
http://cokroaminoto.blogetery.com/2008/02/22/belajar-dari-gaya-kepemimpinan-situasional-untuk-meningkatkan-kinerja-karyawan-respon-untuk-vensy/
http://community.siutao.com/showthread.php/1684-Leadership-Teori-Kepemimpinan




3.Robert House mengemukakan teori kepemimpinan alur sasaran. Berdasarkan terori tersebut terdapat berapa gaya kepemimpinan? Jelaskan.


Teori Kepemimpinan Alur Sasaran disebut juga Teori Path-Goal
Dasar dari teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka, dan untuk memberi arah dan dukungan (atau keduanya) yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan.

Dalam Teori Alur Sasaran terdapat 4 (empat) gaya kepemimpinan, yaitu :
• Kepemimpinan Pengarah (directive leadership)
Pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta memberikan bimbingan/arahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan pengawasan.
• Kepemimpinan Pendukung (supportive leadership)
Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota kelompok. Kepemimpinan pendukung (supportive) memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka sedang mengalami frustasi dan kekecewaan.
• Kepemimpinan Partisipatif (participative leadership)
Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran dan ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.
• Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (achievement-oriented leadership)
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut.

Sumber Pendukung :
http://blog.uny.ac.id/iisprasetyo/2009/08/31/teori-path-goal-dalam-kepemimpinan/
4.Pemimpin bergaya transformasional itu lebih efektif dibanding dengan pemimpin yang bergaya transaksional. Jelaskan pendapat tersebut.

Pemimpin Transformasional adalah pemimpin yang memberi inspirasi pengikutnya untuk bertindak melebihi kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mampu mempunyai dampak yang dalam dan luar biasa pada pengikutnya. Gaya kepemimpinan Transformasional mampu mendatangkan perubahan di dalam diri setiap individu yang terlibat dan/atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja yang semakin tinggi.

Bekerja sama dengan seorang pemimpin transformasional dapat memberikan suatu pengalaman yang berharga, karena pemimpin transformasional biasanya akan selalu memberikan semangat dan energi positif terhadap segala hal dan pekerjaan tanpa kita menyadarinya. Pemimpin transformasional harus dapat berperan banyak di dalam menstimulasi orang-orang yang terlibat agar menjadi lebih kreatif dan inovatif, di samping dia juga merupakan seorang pendengar yang baik.

Biasanya Pemimpin transformasional akan memulai segala sesuatu dengan visi, yang merupakan suatu pandangan dan harapan kedepan yang akan dicapai bersama dengan memadukan semua kekuatan, kemampuan dan keberadaan para pengikutnya. Mungkin saja bahwa sebuah visi ini dikembangkan oleh para pemimpin itu sendiri atau visi tersebut memang sudah ada secara kelembagaan yang sudah dibuat dirumuskan oleh para pendahulu sebelumnya dan memang masih sahih dan selaras dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan pada saat sekarang.

Pemimpin transformasional pada dasarnya memiliki totalitas perhatian dan selalu berusaha membantu dan mendukung keberhasilan para pengikutnya. Tentu saja semua perhatian dan totalitas yang diberikan pemimpin transformasional tidak akan berarti tanpa adanya komitmen bersama dari masing-masing pribadi pengikut.

Bila dibandingkan dengan kepemimpinan bergaya transaksional, tentu pengikut kepemimpinan transformasional akan lebih merasa dihargai, mereka akan lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaan/kegiatan organisasi. Seperti yang kita ketahui, motivasi dan semangat adalah unsur terpenting yang mampu mendorong orang untuk bekerja lebih baik, kreatif, dan inovatif.
Hal itu tentu membuat proses mencapai tujuan organisasi menjadi lebih efektif dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional yang hanya memperjelas peran dan persyaratan tugas.

Contoh organisasi dengan kepemimpinan transformasional adalah sekolah. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Sumber Pendukung:
http://www.scribd.com/doc/23631758/Kepemimpinan-Transformasional
Lecture Note


5. Bung Karno termasuk salah satu pemimpin karismatis tingkat dunia. Apakah karaktersitik dari pemimpin karismatis itu?


Karismatik dalam bahasa Yunani berarti ”karunia diinspirasi ilahi”, seperti kemampuan untuk melakukan mukjizat atau memprediksi peristiwa-peristiwa di masa mendatang. Karisma merupakan sebuah fenomena sementara bila ia tergantung kepada identifikasi pribadi dengan seorang pemimpin individual yang dirasakan sebagai yang luar biasa.

Dalam teori kepemimpinan karismatik dari House, diuraikan bahwa pemimpinan karismatik dapat diidentifikasi dari bagaimana berperilaku, bagaimana mereka berbeda dengan orang lain, serta dalam kondisi yang bagaimana mereka memperoleh banyak kemungkinan untuk berkembang.
House [1977] juga menjelaskan bahwa kepemimpinan kharismatik dengan mengidentifikasikan tiga karakteristik pribadi, yaitu: kepercayaan diri yang luar biasa tinggi, kekuasaan, dan teguh dalam keyakinan.

Conger dan Kanungo [1988], mengemukakan bahwa pimpinan kharismatik mempunyai tujuan ideal yang ingin dicapai, memiliki komitmen pribadi yang kuat pada tujuan, tegas dan percaya diri, serta sebagai agen perubahan radikal, bukan manajer dari status quo.

Karakteristik Pemimpin Karismatik

• Memiliki kemampuan untuk mengungkap visi sejelas mungkin
Artinya mampu memperjelas dan menyatakan visi dalam kata-kata yang dapat difahami orang lain. Artikulasi ini menunjukkan suatu pemahaman akan kebutuhan para pengikut, dan karenanya akan bertindak sebagai suatu kekuatan motivasi.
• Inpulsif Mengenai Perubahan
Pemimpin Kharismatik selalu mencari kesempatan baru dan bahkan cara baru untuk melakukan banyak hal kelihatannya dia terus menerus mencari tantangan yang lebih besar. Inilah mentalitas seorang pemimpin karismatik. Sebagai akibatnya, banyak hal terjadi lebih cepat.
• Percaya pada diri
artinya meraka benar-benar percaya akan kemampuan diri mereka sendiri.

• Mampu mengatasi kekurangan dan memotivasi perubahan melalui wawasan strategis.
Sisi negatifnya adalah tidak toleran yang total kepada segala hal yang tidak sesuai dengan wawasannya. Semakin banyak anda membuat orang lain berfokus, akan semakin sukses anda.
• Peka terhadap kebutuhan pengikut mereka .
Pemimpin mampu merasakan apa yang sedang dibutuhkan oleh para pengikut, dan akan berusaha memperjuangkannya demi kesejahteraan pengikut.
• Kepekaan terhadap lingkungan
artinya pemimpin kharismatik mampu membuat penilaian yang realistis terhadap kendala lingkungan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan.
• Menggunakan pendekatan yang tidak bersifat konvensional.
Pemimpin kharismatik bukan hanya memperkenalkan cara baru untuk melihat masa depan yang lebih berorientasi pasar tetapi juga cara baru untuk berperilaku dan mendekati masalah. Sifat tidak konvensional ini merupakan ciri khas pemimpin karismatik. Keunggulannya adalah bahwa tradisi, norma-norma, dan nilai yang menghalangi jalan perubahan yang diperlukan itantang dan disingkirkan.
• Berani mengambil resiko
Pada umumnya para pemimpin ini berusaha menciptakan tingkat kelayakan dipercaya yang luar biasa. Mereka mencapai hal ini dengan menunjukkan perhatian kepada kebutuhan bawahan dan bukannya kepentingannya sendiri. Ini adalah bagian yang sangat penting dari persamaan kepemimpinan, karena tujuan mereka mungkin melibatkan ketidak pastian dan resiko besar.
• Rela berkorban
Mereka harus membina kepercayaan luar biasa dengan memperlihatkan pengabdian total kepada perjuangan yang mereka bagi dengan pengikut, misalnya terlibat dalam tindakan yang memperlihatkan tingkat keteladanan komitmen dan pengorbanan diri untuk mencapai tujuan misi.

Selain Bung Karno , contoh pemimpin Kharismatik tingkat dunia yang terkenal adalah Mahatma Gandhi, secara tajam merasakan kebutuhan rakyat India untuk memutus hubungan dengan Inggeris.

Sumber Pendukung:
http://www.sanaky.com/materi/KETERAMPILAN_MEMIMPIN1.pdf
http://www.scribd.com/doc/23573915/Tugas-i-Kepemimpinan-Karismatik

6.Bagaimana pendapat Saudara tentang jender dan kepemimpinan itu?


Saat ini pemimpin perempuan bukan lagi hal tabu, bahkan di negara kita Indonesia pernah dipimpin oleh seorang Presiden Wanita yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri.
Setelah saya mempelajari teori hubungan gender dengan kepemimpinan, memang terlihat bahwa sifat-sifat perempuan cenderung lebih cocok dengan image seorang pemimpin, namun hal tersebut tidak menjamin pemimpin perempuan mampu lebih baik daripada pemimpin laki-laki.
Menurut saya pribadi, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang efektif, namun mungkin terdapat beberapa perbedaan dalam cara pelaksanaan kepemimpinan. Pemimpin laki-laki dan perempuan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga dapat disimpulkan bahwa gender memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kelangsungan sebuah kepemimpinan. Baik perempuan maupun laki-laki, efektif atau tidaknya kepemimpinan kembali bergantung pada kemampuan memimpin masing-masing individu.

Beberapa perbedaan Gaya kepemimpinan perempuan dan laki-laki :

• Perempuan cenderung mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih demokrtatik. Mereka mendorong partisipasi, berbagi kekuasaan dan informasi, dan mencoba untuk meningkatkan ‘kemanfaatan’ bagi pengikutnya. Mereka cenderung memimpin melalui pelibatan atau pemberdayaan dan mendasarkan pada kharisma, keahlian, kontak, dan keahlian interpersonal dalam mempengaruhi orang lain. Sebaliknya laki-laki, cenderung lebih menggunakan gaya yang mendasarkan pada kontrol dan perintah. Mereka lebih mendasarkan pada jabatan otoritas formal sebagai dasar baginya untuk melakukan pengaruhnya.
• Perempuan menekankan pada hubungan dan keakraban, sedangkan laki-laki berbicara dan menekankan status dan kemdirian.
• Kepemimpinan perempuan cenderung menggunakan negosiasi yang lebih baik karea mereka cenderung kurang memfokuskan pada kemenangan untuk dirinya, kekalahan bagi kelompok lain, dan kompetisi seperti yang terjadi pada laki-laki. Perempauan cenderung menggunakan negosiasi dalam konteks hubungan yang berkesinambungan, yakni berusaha sedemikian rupa untuk membuat pihak lain merasa menjadi pemenang untuk dirinya sendiri dan merasa menjadi pemenang pula dimata orang lain (Robbins, 1998).
• Laki-laki lebih menekankan pada status, sedangkan perempuan menekannkan pada penciptaan hubungan.

Keunggulan masing-masing gender :

Perempuan
• Lebih kritis dan berhati-hati dalam berpikir.
• Emosi yang lebih terjaga dibanding pria.
• Hubungan interpersonal lebih baik.

Laki-laki
• Lebih tahan banting dalam menghadapi masalah-masalah besar.
• Jam kerja bisa lebih lama.
• Fisik yang lebih mendukung untuk melakukan pekerjaan tertentu dalam kegiatan memimpin.

Sumber pendukung :
http://sudarmo.staff.fisip.uns.ac.id/files/2010/05/kepemimpinan-wanita-FINAL-ugm.doc
http://hana.blog.binusian.org/2009/04/24/kepemimpinan-yang-efektif/
http://antoniusfelix-assignment.blogspot.com/2008/10/pengamenbis-pert9-kepemimpinan.html

No comments:

Post a Comment